Thursday, January 31, 2008

Jurnal Hari Keenam Belas Pelayaran

Semalam sekitar jam 20:40 Wita aku masih online sedang bolak-balik membuka kampung panyingkul dan milis panyingkul gropus di rauangan rekreasi. Suara gemuruh yang menggelagar dari sound effect sebuah film action menyembul dari home theatre tidak membuatku terganggu. Aku tetap asyik menikmati bacaan-bacaan dari Panyingkul serta email-email lucu dari para anggota milis. Kami larut dengan acara favorite masing-masing, aku di komputer dengan situs favoritku sementara teman yang lain asyik pula dengan film kesayangannya.

Jurnal Hari Kelima belas Pelayaran

Dua hari menjelang tiba di lokasi Rig kami sepanjang hari di goncang ombak setinggi tiga meter, dengan terpaan angin Musim Utara Timur Laut dengan kecepatan 40 knot/jam. Langit berselimutkan awan hitam, dengan jarak pandang masih cukup baik, kurang lebih 8 NM.

Beberapa diantara kru mulai pusing tidak terkecuali orang-orang bugis yang bernenek moyang pelaut. Happy pria Palopo Utara, Badrun yang asli Barru dan Harjito yang beribukan Bugis dengan ayah Jawa nampak memeijit-mijit kepalanya yang terasa pening, mukanya pucat laiknya orang yang baru sembuh dari sakit berminggu-minggu.
Selepas makan malam mereka sudah masuk ke kamar masing-masing. Padahal pada hari-hari biasa mereka beranjak ke tempat tidur setelah habis nonton dua judul film dari lempengan DVD.

Ditengah goncangan gelombang yang menghempas Rig kami, terbesit kabar yang menggermbirakan karena pada hari ini (31/01/08) sebanyak 32 orang kru sudah berangkat dari negaranya masing-masing menuju Hongkong, 17 orang diantaranya yang merupakan rombongan terbesar berangkat dari Jakarta. Mereka akan menginap di Hongkong selama 5 hari sebelum naik ke Rig menggantikan kami pada tanggal 5 Februari 2008. Sebelum naik Rig mereka terlebih dahulu mengikuti pelatiha keselamatan kerja di rig. Hal ini sesuai dengan prinsip manajemen keselamatan kerja perusahaan.

Transocean Legend, 31/01/08

Tuesday, January 29, 2008

Jurnal Hari Keempat belas Pelayaran




Hari ini (30/1/08) siang Rig Transocean Legend bersama Maesk Champion melaju dengan kecepatan rata-rata 5.9 knot/jam. Dibawah cuaca yang sangat cerah, awan putih hanya terlihat berseliweran di kaki utara langit. Tak sebongkahanpun awan putih bergelayut diatas kami. Langit biru terang menaungi perjalanan.

Angin berhembus dengan kecepatan 12 knot/jam dari arah utara timur laut, dibawah suhu udara 31º celcius dengan jarak pandang 12 NM. Sebagaimana waktu yang direncanakan Rig akan tiba di lokasi pada tanggal 2 Februari 2008, jam 00:00 tengah malam waktu WITA. Posisi Rig saat ini 15º 07.6' LU dan 118º 25.0' BT di sebelah barat Pulau Luzon pada kedalaman air 3.000 meter.

Hanya insiden kecil terjadi kemarin malam ketika dua orang kru masing-masing seorang Tukang Las (Welder) dan seorang Roustabout yang akan bertindak sebagai pengawas api (Fire Watcher) pada saat sedang turun ke kolom melalu salah satu kaki Rig dengan menggunakan Elevator. Ditengah perjalan turun elevator tiba-tiba mogok. Untung salah seorang membawa Handy Talky sehingga dapat memanggil Rig Electrician untuk memperbaikinya. Maka selamatlah kedua kru itu turun sampai kelantai dasar kolom.

Transocean Legend, 30/01/08

Monday, January 28, 2008

Jurnal Hari Ketigabelas Pelayaran

Foto: Muhammad Farid


Hari ini (29/01/08) kami sedang makan bersama kru lapangan (kru drilling dan kru dek). Makan sambil ngobrol di meja makan bersama teman-teman kru adalah hal yang menggembirakan. Suasana seperti itu seolah menghilangkan kepenatan setelah bekerja selama dua belas jam dari mulai jam 00:00 tengah malam sampai jam 12:00 siang hari.

Sunday, January 27, 2008

Jurnal Hari Keduabelas Pelayaran

Ditengah asyik membaca komentar-komentar warga kampung panyingkul hari ini, tiba-tiba aku ditelpon Barge Captain, Ian Carmichael, mengabarkan bahwa nanti jam 10:30 waktu setempat akan landing sebuah pesawat Helikopter dari Hongkong. Mendengar informasi itu yang datang dari seorang Barge Captain pastilah tidak bercanda, valid adanya.

Kepalaku disesaki beberapa pertanyaan, apa mungkin ada Helikopter?. Sekarang kan masih di lepas pantai barat Philipina. Lokasi yang kami tuju masih jauh, untuk apa Helikopter datang. Berapa jam harus terbang dari Hongkong untuk mencapai Rig Transocean Legend. Mungkinkah Helikoter take off dari Manila? Duh.. sederet pertanyaan yang timbul.

Jurnal Hari Kesebelas Pelayaran

Semalam semua kru menunggu sirene berbunyi sebagai isyarat akan diadakannya latihan simulasi penangkalan serangan Bajak Laut. Sesuai dengan rencana yang sudah diinformasikan sehari sebelumhya. Namun seiring dengan semakin larutnya malam isyarat akan adanya latihan simulasi tak kunjung ada. Satu persatu kru yang akan tugas siang masuk kedalam kamar masing-masing bersiap untuk tidur. Sampai hari menjelang pagi sirena yang di tunggu-tunggu tidak kunjung mengaung.

Friday, January 25, 2008

Jurnal Hari Kesepuluh Pelayaran

Tidak lama setelah selesai memposting lanjutan laporan catatan dari geladak kemarin (24/1/08). Telepon internalku berdering, kuteliti sejenak asal penelpon itu di layar monitor “Call from OIM” oh dari Offshore Installation Manager. Kuangkat gagang telepon segera, seraya menyahut, hallo Solo Speacking.
Solo!, Please announce in bahasa, ask all crews attend on TV room for safety briefing at sixteen hundred hours (16:00 hrs). “OK, no problem, will do” sahutku.
Sejurus kemudian kutekan # 5, lalu berbicara :”Perhatian..perhatian, kepada semua kru diharapkan hadir di ruang televisi untuk mengikuti pengarahan tentang keselamatan pada jam 4 sore”.

Thursday, January 24, 2008

Jurnah Hari Kesembilan Pelayaran

Hari ini (25/1/08) 12:00 siang, pada cuaca sangat cerah, suhu udara 28º celcius, jarak pandang sekitar 10 NM. Rig Transocean Legend yang sedang ditarik oleh Maesk Champion hanya mampu meluncur dengan kecepatan 4.7 knot/jam. Turunnya kecepatan ini disebabkan rig mendapat tekanan angin dari haluan yang bertiup dari Timur dengan kecepatan 24-25 knot/jam. Sesekali ombak menghantam haluan rig menimbulkan bunyi yang cukup keras.

Sejak bertolak dari Pantai Jurong rig sudah menempuh pelayaran sejauh 839.1 NM. Dengan demikian maka jarak yang masih harus kami tempuh untuk tiba di lokasi adalah 901.7 NM. Saat ini kami sudah berada pada posisi 07°07.9' Lintang Utara dan 114°58.0' Bujur Timur di kedalaman air 2500 meter di sebelah utara Sabah Malaysia.


Tak ada kapal lain, tak ada burung berseliwerang menemani kami dalam pelayaran di tengah samudra ini. Laut berwarna biru nampak berkilauan memantulkan cahaya mata hari yang panas. Disekeliling sejauh mata memandang yang terlihat hanya kaki langit.
Kru yang bekerja di atas geladak Rig bersimbah peluh dalam pakaian seragam coverall berwarna merah.

Wednesday, January 23, 2008

Jurnah Hari Kedelapan Pelayaran



Hari ini (24/1/08) Rig Transocean Legend bersama Maersk Champion telah memasuki hari kedelapan sejak bertolak dari Pantai Jurong Singapura. Perjalanan telah kami tempuh sejauh 725.2 NM, itu berarti kami masih harus menempuh perjalanan sejauh 1015.6 NM atau sekitar tujuh hari lagi untuk tiba di lokasi pada tanggal 2 Pebruari 2008.

Bertemu Om Hafied

Tulisan ini di copy dari Celoteh Lily Yulianti, Redaktur http://www.panyingkul.com/ di http://www.panyingkul.ning.com/

Sosodara,

Om Hafied --satu dari empat anggota brigade Om yang menjadi citizen reporter di Panyingkul!-- sedang berada di Jepang untuk mengikuti Water Forum 2008 di Provinsi Oita. Kemarin, saat Om Hafied transit di Tokyo, Farid dan saya sempat makan siang dan mengobrol tentang berbagai hal.Yang ingin saya bagi dalam celoteh singkat ini adalah tentang rasa senang yang sulit dilukiskan setiap kali bertemu seorang citizen reporter, yang hanya saya akrabi melalui tulisan-tulisan yang dikirimnya.

Episode Kemanusiaan di Balik Layar

Tulisan ini di copy dari http://www.panyingkul.ning.com/ adalah Celoteh Lily Yulianti Farid, Redaktur http://www.panyingkul.com/ yang bermukim di Jepang, selengkapnya sebagai berikut:

Sosodara, Selamat pagi semua.

Hari ini, di Jakarta, akan berlangsung reuni antara Om Solo Mamma dengan Om AA. Keduanya berpisah selama 40 tahun dan akhirnya bertemu di Panyingkul! Aan telah menghadiahkan puisi untuk pertemuan itu.Episode yang kurang lebih sama terjadi antara Om Sammy di Sydney yang menemukan jejak teman-teman SMP-nya di Makassar, setelah menulis di Panyingkul!

Tuesday, January 22, 2008

Jurnal Hari KetujuhPelayaran


Semalam, selepas maghrib tiba-tiba angin bertiup tidak seperti biasanya. Indicator penujuk kecepatan angin begerak pada sekala 25 knot/jam, dan tinggi gelombang mencapai satu meter। Rig sedikit oleng oleh ombak, tirai kelambu melambai-lambai. Happy salah satu temanku merasakan kepalanya sedikit pening, dia seorang bugis yang tidak tahan ombak. Sedikit saja Rig oleng dia sudah ingin muntah. “Goyangan ini aku malah rasakan seperti diayun” kataku agak sombong dengan intonasi bercanda. Dia tersenyum namun getir.

Monday, January 21, 2008

Jurnal Hari Keenam Pelayaran

Rute Pelayaran Transocean Legend
dari Singapura ke China



Hari ini (22/01/08) jam 12:00 Rig Transocean Legend bersama Maersk Champion dalam pelayarannya sudah menempuh jarak sejauh 467.4 NM sejak bertolak dari Pantai Jurong, Singapura, selama 96 jam. Posisi saat ini berada pada kordinat 3º 50’ 690” Lintang Utara dan 109º 42’ 250” Bujur Timur di kedalaman air 90 meter. Kecepatan Maesk Champion menarik Transocean Legend rata-rata 5.2 knot/jam.

Jurnal Hari Kelima Pelayaran


Oleh: Solo Mamma
Hari ini (21/01/08) jam 12:00, pelayaran kami sudah memasuki hari ke empat dengan total 72 jam. Kecepatan rata-rata 6.4 knot/jam. Rig Transocean Legend bersama AHTS Maersk Champion baru berada di posisi 2º 42’ 064” Lintang Utara dan 107º 59’ 178” Bujur Timur pada kedalaman air 80 meter, masih di perairan Kepulauan Natuna, Indonesia.

Saturday, January 19, 2008

Jurnal Hari Ketiga Pelayaran

Oleh: Solo Mamma
Hari ini (20/01/2008) Jam 12:00 siang, Pelayaran Rig Transocean Legendsudah memasuki hari ketiga atau 48 jam dengan kecepatan rata-ata 5।6 Knots/jam . Laut tenang, dibawah terik matahari, suhu di luar ruangan pada kisaran 28º Celcius, dengan kecepatan angin 15 Knots/jam. Saat ini sudah berada pada posisi 1º 10’ 787” Lintang Utara dan 106º 28’ 569” Bujur Timur, mendekati pertengahan antara Pulau Sumatera dengan Pulau Kalimantan di kedalaman air 60 meter.

Friday, January 18, 2008

Jurnal Hari Kedua Pelayaran

Dilaporkan oleh: Solo Mamma

Hari ini (19/01/08), jam 12:00 Rig Transocean Legend berada pada posisi 1º 25’ 111” Lintang Utara dan 104º 30’ 073” Bujur Timur masih di seputaran Kepulauan Riau sedang menyeberangi Selat Karimata, salah satu selat yang lebar dalam gugusan untain Zamrud Kahtuslitiwa Nusantara tercinta, di samping selat Makassar tentunya. Ia terletak diantara Pulau Perca atau Pulau Emas, nama lain dari Pulau Sumatera. Pulau yang membentang dari Utara barat laut ke selatan Tenggara berujung pada Selat Sunda dengan Pulau Kalimantan yang dulunya bernama Pulau Borneo.

Thursday, January 17, 2008

Jangkar Sudah Diangkat, Pelayaran Segera Dimulai

Oleh: Solo Mamma

Foto: Solo Mamma

Dipagi hari yang masih pekat, lampu kapal-kapal di sekitar kami masih berpendar, beradu bias dengan kilauan cahaya yang menyembul dari gedung-gedung jangkung pencakar langit yang berjejer kokoh membentang sepanjang pantai Jurong, Singapura. Udara pagi masih dingin memeluk pantai. Sepoi-sepoi angin semilir berhembus, belum mampu menyibak pelukan dingin di pagi ini.

Transocean Legend Siap Memulai Petualangan Baru

Hari ini (17/01/08) Rig Transocean Legend genap delapan hari di depan pantai galangan kapal Jurong, Singapura setalah selesai docking selama tiga puluh lima hari di galangan kapal Jurong, menunggu diarak membelah laut China Selatan menuju lokasi pemboran minyak lepas pantai di perairan China kurang lebih 250 km sebelah selatan Central Hongkong.

Monday, January 7, 2008

Gunung Marmer di Salengarang (terakhir dari tiga tulisan)

Oleh: Solo Mamma

“Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit. Tulungagung adalah salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia”. (Wikipedia).

Sunday, January 6, 2008

Mengenang Pak Natsir

Tulisan ini saya temukan di kliksosok.blogspot.com. yang merupakan tulisan Asro Kamal Rokan. Karena saya salah seorang yang mengidolakan Pak Natsir dan sempat mengikuti ceramah beliau sekitar tahun 1967, maka saya muat disini

Mengenang Pak Natsir
Oleh : Asro Kamal Rokan

Ratusan orang memenuhi auditorium Mahkamah Konstitusi pekan lalu. Banyak tokoh hadir dalam seminar dan pengukuhan panitia nasional Seabad M Natsir; di antaranya Jimly Asshiddiqie, AM Fatwa, Ketua Umum DDII Syuhada Bahri, Laode M Kamaludin, Lukman Hakiem, tokoh-tokoh politik, dan anak-anak muda. Sebagian di antara mereka memiliki kedekatan emosional dengan Pak Natsir, sebagian lainnya terutama anak-anak muda dan mahasiswa boleh jadi bertanya-tanya siapa Mohammad Natsir itu.

Tragedi Si Anak Durhaka

Tulisan ini saya temukan di Mustamin Al Mandary.Blogspot.com yang tiada lain adalah tulisan Mohammad Sobary, budayawan yang pernah dimuat di Harian Kompas tanggal 28 Nopember 2007, yang oleh Mustamin Al Mandary melihat Mohammad Sobary marah dengan cara yang cantik; sungguh saya sangat suka cara marah seperti ini. Karenanya, saya meng-copy dan memuatnya disini.

Melihat ke cantikan marahnya Mohammad Sobary kembali saya posting disini, mari kita simak cara marah Mohammad Sobary !

Tragedi Si Anak Durhaka
Mohamad Sobary

Di dalam kebudayaan kita tersimpan kekayaan moral yang melimpah. Kekayaan itu terpelihara dengan baik di dalam masyarakat kita karena kita memiliki sistem dan mekanisme pewarisan nilai-nilai kebudayaan yang hidup dan berkembang melintasi batas-batas abad dan generasi. Menurut rumusan bijak Minangkabau, sistem tersebut tak lapuk oleh hujan, tak lekang oleh panas.