Dua hari menjelang tiba di lokasi Rig kami sepanjang hari di goncang ombak setinggi tiga meter, dengan terpaan angin Musim Utara Timur Laut dengan kecepatan 40 knot/jam. Langit berselimutkan awan hitam, dengan jarak pandang masih cukup baik, kurang lebih 8 NM.
Beberapa diantara kru mulai pusing tidak terkecuali orang-orang bugis yang bernenek moyang pelaut. Happy pria Palopo Utara, Badrun yang asli Barru dan Harjito yang beribukan Bugis dengan ayah Jawa nampak memeijit-mijit kepalanya yang terasa pening, mukanya pucat laiknya orang yang baru sembuh dari sakit berminggu-minggu.
Selepas makan malam mereka sudah masuk ke kamar masing-masing. Padahal pada hari-hari biasa mereka beranjak ke tempat tidur setelah habis nonton dua judul film dari lempengan DVD.
Ditengah goncangan gelombang yang menghempas Rig kami, terbesit kabar yang menggermbirakan karena pada hari ini (31/01/08) sebanyak 32 orang kru sudah berangkat dari negaranya masing-masing menuju Hongkong, 17 orang diantaranya yang merupakan rombongan terbesar berangkat dari Jakarta. Mereka akan menginap di Hongkong selama 5 hari sebelum naik ke Rig menggantikan kami pada tanggal 5 Februari 2008. Sebelum naik Rig mereka terlebih dahulu mengikuti pelatiha keselamatan kerja di rig. Hal ini sesuai dengan prinsip manajemen keselamatan kerja perusahaan.
Transocean Legend, 31/01/08
No comments:
Post a Comment