Wednesday, October 22, 2008

Seorang ABK M.V.Toisa Define di Evakuasi ke Yangon

Foto: Solo Mamma

Hari ini Rabu (22/10/08) sekitar jam 13:21 waktu Transocean Legend (TOL) seorang anak buah kapal (ABK) Warga Negara Filipina diangkat dari Supply Boat Toisa Define ke rig Transocean Legend dengan menggunakan crane dan peronil basket untuk menjalani pemeriksaan dan perawatan dokter. Setelah pasien diagonase penyakitnya, dokter rig memutuskan pasien harus dibawa ke Yangon untuk menjalani perawatan selanjutnya di rumah sakit Yangon.

Sunday, October 19, 2008

Kebakaran di Komey Room Transocean Legend

Dilaporkan oleh: Solo Mamma

Hari ini Minggu (19/10/2008) sekitar jam 10:30 Waktu Myanmar, tiba-tiba terdengar bunyi alarm terputus-putus diikuti pengumuman dari Control Room memberitahukan bahwa saat ini sedang terjadi kebakaran di Komey Room. Semua personil yang ada di Rig diperintahkan berkumpul di muster station (ruang berkumpul) masing-masing. Selang beberapa menit kemudian muster station sudah dipenuhi kru lengkap dengan pakaian safety (personil protection equipment).

Saturday, October 11, 2008

Duta Besar Korea Selatan untuk Myanmar Mengunjungi Daewoo di Rig Transocean Legend

Oleh: Solo Mamma


Photo: Setyo Haryono
Duta besar kedua dari kiri beserta rombongan berfose disamping Helicopter sesaat sebelum kembali ke Sittwe


Hari ini Sabtu (11/10/08) Perusahaan Minyak Daewoo Korea Selatan yang sedang melakukan Explorasi Minyak dan Gas Bumi lepas pantai kurang lebih dua puluh lima miles sebelah barat kota kecil Sittwe, Myanmar mendapat kunjungan Duta Besar Korea Selatan untuk Myanmar di Rig Transocean Legend.

Sunday, October 5, 2008

Masyarakat Myanmar (Burma) Kukuh Mempertahankan Tradisinya


Ketika pertama kali menginjakkan kaki di bumi Myanmar (Burma) setelah turun dari Helikopter yang membawa kami dari offshore ke daratan Sittwe Myanmar segera mata saya tertumbuk menyaksikan para kuli-kuli yang sedang melakukan pekerjaan perbaikan peron landasan bandara yang memakai sarung. Dalam hati saya berkata, kasihan amat kuli-kuli itu bekerja dengan memakai sarung, ribet dan tidak praktis. Berapa yah mereka dibayar sehingga membeli celana panjang saja sepertinya tidak sanggup. Kejadiaanya pada tanggal 13 September 2008.

Tuesday, July 1, 2008

Menulis dan Bertemu Teman Masa Kecil

Dibawah ini saya tampilkan kembali Kesan2 saya ketika bergabung dengan http://www.panyingkul.com dalam usianya yang ke 2.

Edisi Ulang Tahun Ke-2 Citizen Reporter dan Panyingkul! (1)
Menulis dan Bertemu Teman Masa Kecil
:: Solo Mamma ::

Tepat di usia dua tahun Panyingkul! hari ini, redaksi menampilkan serial tulisan pengalaman citizen reporter di Panyingkul!.(p!)

Bertemu setelah berpisah 40 tahun.
Foto: Kiriman Solo Mamma.

Saya menemukan Panyingkul! secara tidak sengaja. Ketika itu saya sedang googling Radio Gamasi karena ingin mendengar bincang-bincang khas Makassar secara online meskipun saya sedang di tengah samudra. Keinginan saya itu ternyata tidak kesampaian, karena Radio Gamasi belum online. Namun, saya menemukan kata Panyingkul! yang Google perkenalkan kurang lebih sebagai “koran online” tempat berkumpulnya warga biasa mengabarkan hal-hal biasa dari Makassar. Seakan ada magnit yang menarik saya untuk segera mengunjungi website itu dengan mengklik alamat yang disodorkan Google. Beberapa detik kemudian nampaklah situs Panyingkul!. Saya pun memilih-milih tulisan apa yang akan saya baca saat itu.

Friday, March 14, 2008

Dari Drilling Tower Transocean Legend

Oleh:Solo Mamma


Rig Transocean Legend
Foto: Istimewa
Siang itu. ditengah teriknya matahari membakar tubuh seorang pria bersimbah peluh dalam balutan Wearpack warna merah sedang bertengger di puncak menara bor (derrick tower). Dipinggangnya melingkar peralatan Safety Harnes (sabuk pengaman) yang diikatkan ke belakang pada terali dinding menara. Dia berada pada ketinggian sekita 35 meter dari Drill Floor. Saat itu sedang melakukan pencabutan seratus tiga puluh joint drill pipe (pipa bor) yang berdiameter 5 inchi dengan panjang lebih kurang 29 meter tiap batang. Pencabutan pipa bor berlangusung setelah sebelumnya dilakukan circulasi pada sumur bor (well drilling).

Wednesday, March 12, 2008

Semalam di Hongkong, Dua Malam di Shenzhen (IV habis)

Di Bandara Helikopter Xili, Shenzhen:



Keesokan harinya pada tangga 7 Maret 2008, jam 06:30 selepas sarapan pagi kami dijemput kembali di hotel seterusnya diantar ke Bandara khusus Helikopter di Xili, hanya anggota Kru C yang dijemput pagi itu, sementara Kru B akan di jemput pada Jam 10:00. Lima belas menit kemudian kami sudah sampai di Bandara Xili dan langsung check in, kemudian masuk kedalam ruang tunggu penumpang.

Semalam di Hongkong, Dua Malam di Shenzhen (III)

Medical Check Up

Keesokan harinya (6/3/08) jam 07:30 selepas sarapan pagi semua Kru yang terdiri dari Kru A dan Kru B sudah dijemput oleh agent dari Hotel Ming Wah Convention Center untuk diantar ke Health Care Center International Shenzhen China guna menjalani Medical Check Up.

Tuesday, March 11, 2008

Semalam di Hongkong, Dua Malam di Shenzhen (I)

Oleh: Solo Mamma


Di Hongkong:





Pesawat Cathay Pacific, no penerbangan CX 718 jenis Air Bus A330 yang membawa kami terbang ke Hongkong lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pada tanggal 4 Maret 2008, jam 09:45. Setelah terbang selama empat jam dan dua puluh menit CX 718 akhirnya tinggal landas di Bandara Hongkong International.
Seperti biasa bila passenger cabin (belalai gajah) sudah terbuka maka semua penumpang turun termasuk saya. Semua penumpang kecuali penumpang transit menuju counter desk Imigrasi sebelum sampai ke ruang Klaim Bagasi. Untuk mencapai counter desk imigrasi, penumpang harus naik kereta bawah tanah dua kali, lalu berjalan lagi sejauh kira-kira 200 meter setelah melewati tangga escalator kalau tidak salah ingat dua kali juga.

Semalam di Hongkong, Dua Malam di Shenzhen (II)

Masalah timbul di Counter Imigrasi:
Seperti lazimnnya di setiap Bandara Intrenational, demikian juga di Terminal Ferry Shekou Shenzen yang merupakan terminal International untuk Ferry. Semua penumpang sebelum keluar harus melewati pemeriksaan dokumen ke Imigrasian. Saya antri pada urutan yang terakhir dan di depan saya berdiri Pak Hasrizal Ray asal Medan. Ketika sampai gilirannya, dia melangkah ke loket Imigrasi dilayani oleh seorang petugas perempuan dengan tanda pangkat satu strip di bahunya.

Saturday, February 2, 2008

Jurnal ke tujuh belas Pelayaran

Foto: Solo Mamma

Siti Awaliyah, Seorang Engineer Perempuan tiba
Sore kemarin Rig Transocean Legend sudah tiba di lokasi. Jangkar belum bisa diturunkan masih menunggu Kru Fugro sebagai surveyor yang akan datang pagi ini dengan Helikopter. Mareka akan menentukan posisi Rig dan well drilling. Saat ini Rig dikawal dua buah Boat masing-masing Maesk Champion, boat yang menarik kami dari Singapore hingga ke lokasi ini dan Toisa Duntless yang baru tiba kemarin.

Pagi ini helicopter dalam penerbangan perdana dari Shenzhen, China tiba di Rig 10:45 Wita membawa 10 oarng penumpang ditambah 2 orang kru helicopter. Empat orang diantaranya adalah petugas Immigrasi. Penerbangan ditempuh selama satu jam dan tiga puluh menit. Perjalanan cukup lama akan membuat pegal pinggang dan betis.

Kemudian pada jam 13:00 penerbangan kedua berangkat dari Shenzhen dengan 16 orang penumpang salah satu diantaranya Siti Alawiyah, seorang penumpang perempuan dari Schlumberger Anadril specialis MWD Engineer akan melengkapi kru Rig selama 4 minggu atau sebelum panggantinya datang. Dia akan menjadi satu-satunya perempuan diantara kru yang berjumlah 127 orang.

Transocean Legend, 03/02/08

Thursday, January 31, 2008

Jurnal Hari Keenam Belas Pelayaran

Semalam sekitar jam 20:40 Wita aku masih online sedang bolak-balik membuka kampung panyingkul dan milis panyingkul gropus di rauangan rekreasi. Suara gemuruh yang menggelagar dari sound effect sebuah film action menyembul dari home theatre tidak membuatku terganggu. Aku tetap asyik menikmati bacaan-bacaan dari Panyingkul serta email-email lucu dari para anggota milis. Kami larut dengan acara favorite masing-masing, aku di komputer dengan situs favoritku sementara teman yang lain asyik pula dengan film kesayangannya.

Jurnal Hari Kelima belas Pelayaran

Dua hari menjelang tiba di lokasi Rig kami sepanjang hari di goncang ombak setinggi tiga meter, dengan terpaan angin Musim Utara Timur Laut dengan kecepatan 40 knot/jam. Langit berselimutkan awan hitam, dengan jarak pandang masih cukup baik, kurang lebih 8 NM.

Beberapa diantara kru mulai pusing tidak terkecuali orang-orang bugis yang bernenek moyang pelaut. Happy pria Palopo Utara, Badrun yang asli Barru dan Harjito yang beribukan Bugis dengan ayah Jawa nampak memeijit-mijit kepalanya yang terasa pening, mukanya pucat laiknya orang yang baru sembuh dari sakit berminggu-minggu.
Selepas makan malam mereka sudah masuk ke kamar masing-masing. Padahal pada hari-hari biasa mereka beranjak ke tempat tidur setelah habis nonton dua judul film dari lempengan DVD.

Ditengah goncangan gelombang yang menghempas Rig kami, terbesit kabar yang menggermbirakan karena pada hari ini (31/01/08) sebanyak 32 orang kru sudah berangkat dari negaranya masing-masing menuju Hongkong, 17 orang diantaranya yang merupakan rombongan terbesar berangkat dari Jakarta. Mereka akan menginap di Hongkong selama 5 hari sebelum naik ke Rig menggantikan kami pada tanggal 5 Februari 2008. Sebelum naik Rig mereka terlebih dahulu mengikuti pelatiha keselamatan kerja di rig. Hal ini sesuai dengan prinsip manajemen keselamatan kerja perusahaan.

Transocean Legend, 31/01/08

Tuesday, January 29, 2008

Jurnal Hari Keempat belas Pelayaran




Hari ini (30/1/08) siang Rig Transocean Legend bersama Maesk Champion melaju dengan kecepatan rata-rata 5.9 knot/jam. Dibawah cuaca yang sangat cerah, awan putih hanya terlihat berseliweran di kaki utara langit. Tak sebongkahanpun awan putih bergelayut diatas kami. Langit biru terang menaungi perjalanan.

Angin berhembus dengan kecepatan 12 knot/jam dari arah utara timur laut, dibawah suhu udara 31º celcius dengan jarak pandang 12 NM. Sebagaimana waktu yang direncanakan Rig akan tiba di lokasi pada tanggal 2 Februari 2008, jam 00:00 tengah malam waktu WITA. Posisi Rig saat ini 15º 07.6' LU dan 118º 25.0' BT di sebelah barat Pulau Luzon pada kedalaman air 3.000 meter.

Hanya insiden kecil terjadi kemarin malam ketika dua orang kru masing-masing seorang Tukang Las (Welder) dan seorang Roustabout yang akan bertindak sebagai pengawas api (Fire Watcher) pada saat sedang turun ke kolom melalu salah satu kaki Rig dengan menggunakan Elevator. Ditengah perjalan turun elevator tiba-tiba mogok. Untung salah seorang membawa Handy Talky sehingga dapat memanggil Rig Electrician untuk memperbaikinya. Maka selamatlah kedua kru itu turun sampai kelantai dasar kolom.

Transocean Legend, 30/01/08

Monday, January 28, 2008

Jurnal Hari Ketigabelas Pelayaran

Foto: Muhammad Farid


Hari ini (29/01/08) kami sedang makan bersama kru lapangan (kru drilling dan kru dek). Makan sambil ngobrol di meja makan bersama teman-teman kru adalah hal yang menggembirakan. Suasana seperti itu seolah menghilangkan kepenatan setelah bekerja selama dua belas jam dari mulai jam 00:00 tengah malam sampai jam 12:00 siang hari.

Sunday, January 27, 2008

Jurnal Hari Keduabelas Pelayaran

Ditengah asyik membaca komentar-komentar warga kampung panyingkul hari ini, tiba-tiba aku ditelpon Barge Captain, Ian Carmichael, mengabarkan bahwa nanti jam 10:30 waktu setempat akan landing sebuah pesawat Helikopter dari Hongkong. Mendengar informasi itu yang datang dari seorang Barge Captain pastilah tidak bercanda, valid adanya.

Kepalaku disesaki beberapa pertanyaan, apa mungkin ada Helikopter?. Sekarang kan masih di lepas pantai barat Philipina. Lokasi yang kami tuju masih jauh, untuk apa Helikopter datang. Berapa jam harus terbang dari Hongkong untuk mencapai Rig Transocean Legend. Mungkinkah Helikoter take off dari Manila? Duh.. sederet pertanyaan yang timbul.

Jurnal Hari Kesebelas Pelayaran

Semalam semua kru menunggu sirene berbunyi sebagai isyarat akan diadakannya latihan simulasi penangkalan serangan Bajak Laut. Sesuai dengan rencana yang sudah diinformasikan sehari sebelumhya. Namun seiring dengan semakin larutnya malam isyarat akan adanya latihan simulasi tak kunjung ada. Satu persatu kru yang akan tugas siang masuk kedalam kamar masing-masing bersiap untuk tidur. Sampai hari menjelang pagi sirena yang di tunggu-tunggu tidak kunjung mengaung.

Friday, January 25, 2008

Jurnal Hari Kesepuluh Pelayaran

Tidak lama setelah selesai memposting lanjutan laporan catatan dari geladak kemarin (24/1/08). Telepon internalku berdering, kuteliti sejenak asal penelpon itu di layar monitor “Call from OIM” oh dari Offshore Installation Manager. Kuangkat gagang telepon segera, seraya menyahut, hallo Solo Speacking.
Solo!, Please announce in bahasa, ask all crews attend on TV room for safety briefing at sixteen hundred hours (16:00 hrs). “OK, no problem, will do” sahutku.
Sejurus kemudian kutekan # 5, lalu berbicara :”Perhatian..perhatian, kepada semua kru diharapkan hadir di ruang televisi untuk mengikuti pengarahan tentang keselamatan pada jam 4 sore”.

Thursday, January 24, 2008

Jurnah Hari Kesembilan Pelayaran

Hari ini (25/1/08) 12:00 siang, pada cuaca sangat cerah, suhu udara 28º celcius, jarak pandang sekitar 10 NM. Rig Transocean Legend yang sedang ditarik oleh Maesk Champion hanya mampu meluncur dengan kecepatan 4.7 knot/jam. Turunnya kecepatan ini disebabkan rig mendapat tekanan angin dari haluan yang bertiup dari Timur dengan kecepatan 24-25 knot/jam. Sesekali ombak menghantam haluan rig menimbulkan bunyi yang cukup keras.

Sejak bertolak dari Pantai Jurong rig sudah menempuh pelayaran sejauh 839.1 NM. Dengan demikian maka jarak yang masih harus kami tempuh untuk tiba di lokasi adalah 901.7 NM. Saat ini kami sudah berada pada posisi 07°07.9' Lintang Utara dan 114°58.0' Bujur Timur di kedalaman air 2500 meter di sebelah utara Sabah Malaysia.


Tak ada kapal lain, tak ada burung berseliwerang menemani kami dalam pelayaran di tengah samudra ini. Laut berwarna biru nampak berkilauan memantulkan cahaya mata hari yang panas. Disekeliling sejauh mata memandang yang terlihat hanya kaki langit.
Kru yang bekerja di atas geladak Rig bersimbah peluh dalam pakaian seragam coverall berwarna merah.

Wednesday, January 23, 2008

Jurnah Hari Kedelapan Pelayaran



Hari ini (24/1/08) Rig Transocean Legend bersama Maersk Champion telah memasuki hari kedelapan sejak bertolak dari Pantai Jurong Singapura. Perjalanan telah kami tempuh sejauh 725.2 NM, itu berarti kami masih harus menempuh perjalanan sejauh 1015.6 NM atau sekitar tujuh hari lagi untuk tiba di lokasi pada tanggal 2 Pebruari 2008.

Bertemu Om Hafied

Tulisan ini di copy dari Celoteh Lily Yulianti, Redaktur http://www.panyingkul.com/ di http://www.panyingkul.ning.com/

Sosodara,

Om Hafied --satu dari empat anggota brigade Om yang menjadi citizen reporter di Panyingkul!-- sedang berada di Jepang untuk mengikuti Water Forum 2008 di Provinsi Oita. Kemarin, saat Om Hafied transit di Tokyo, Farid dan saya sempat makan siang dan mengobrol tentang berbagai hal.Yang ingin saya bagi dalam celoteh singkat ini adalah tentang rasa senang yang sulit dilukiskan setiap kali bertemu seorang citizen reporter, yang hanya saya akrabi melalui tulisan-tulisan yang dikirimnya.

Episode Kemanusiaan di Balik Layar

Tulisan ini di copy dari http://www.panyingkul.ning.com/ adalah Celoteh Lily Yulianti Farid, Redaktur http://www.panyingkul.com/ yang bermukim di Jepang, selengkapnya sebagai berikut:

Sosodara, Selamat pagi semua.

Hari ini, di Jakarta, akan berlangsung reuni antara Om Solo Mamma dengan Om AA. Keduanya berpisah selama 40 tahun dan akhirnya bertemu di Panyingkul! Aan telah menghadiahkan puisi untuk pertemuan itu.Episode yang kurang lebih sama terjadi antara Om Sammy di Sydney yang menemukan jejak teman-teman SMP-nya di Makassar, setelah menulis di Panyingkul!

Tuesday, January 22, 2008

Jurnal Hari KetujuhPelayaran


Semalam, selepas maghrib tiba-tiba angin bertiup tidak seperti biasanya. Indicator penujuk kecepatan angin begerak pada sekala 25 knot/jam, dan tinggi gelombang mencapai satu meter। Rig sedikit oleng oleh ombak, tirai kelambu melambai-lambai. Happy salah satu temanku merasakan kepalanya sedikit pening, dia seorang bugis yang tidak tahan ombak. Sedikit saja Rig oleng dia sudah ingin muntah. “Goyangan ini aku malah rasakan seperti diayun” kataku agak sombong dengan intonasi bercanda. Dia tersenyum namun getir.

Monday, January 21, 2008

Jurnal Hari Keenam Pelayaran

Rute Pelayaran Transocean Legend
dari Singapura ke China



Hari ini (22/01/08) jam 12:00 Rig Transocean Legend bersama Maersk Champion dalam pelayarannya sudah menempuh jarak sejauh 467.4 NM sejak bertolak dari Pantai Jurong, Singapura, selama 96 jam. Posisi saat ini berada pada kordinat 3º 50’ 690” Lintang Utara dan 109º 42’ 250” Bujur Timur di kedalaman air 90 meter. Kecepatan Maesk Champion menarik Transocean Legend rata-rata 5.2 knot/jam.

Jurnal Hari Kelima Pelayaran


Oleh: Solo Mamma
Hari ini (21/01/08) jam 12:00, pelayaran kami sudah memasuki hari ke empat dengan total 72 jam. Kecepatan rata-rata 6.4 knot/jam. Rig Transocean Legend bersama AHTS Maersk Champion baru berada di posisi 2º 42’ 064” Lintang Utara dan 107º 59’ 178” Bujur Timur pada kedalaman air 80 meter, masih di perairan Kepulauan Natuna, Indonesia.

Saturday, January 19, 2008

Jurnal Hari Ketiga Pelayaran

Oleh: Solo Mamma
Hari ini (20/01/2008) Jam 12:00 siang, Pelayaran Rig Transocean Legendsudah memasuki hari ketiga atau 48 jam dengan kecepatan rata-ata 5।6 Knots/jam . Laut tenang, dibawah terik matahari, suhu di luar ruangan pada kisaran 28º Celcius, dengan kecepatan angin 15 Knots/jam. Saat ini sudah berada pada posisi 1º 10’ 787” Lintang Utara dan 106º 28’ 569” Bujur Timur, mendekati pertengahan antara Pulau Sumatera dengan Pulau Kalimantan di kedalaman air 60 meter.

Friday, January 18, 2008

Jurnal Hari Kedua Pelayaran

Dilaporkan oleh: Solo Mamma

Hari ini (19/01/08), jam 12:00 Rig Transocean Legend berada pada posisi 1º 25’ 111” Lintang Utara dan 104º 30’ 073” Bujur Timur masih di seputaran Kepulauan Riau sedang menyeberangi Selat Karimata, salah satu selat yang lebar dalam gugusan untain Zamrud Kahtuslitiwa Nusantara tercinta, di samping selat Makassar tentunya. Ia terletak diantara Pulau Perca atau Pulau Emas, nama lain dari Pulau Sumatera. Pulau yang membentang dari Utara barat laut ke selatan Tenggara berujung pada Selat Sunda dengan Pulau Kalimantan yang dulunya bernama Pulau Borneo.

Thursday, January 17, 2008

Jangkar Sudah Diangkat, Pelayaran Segera Dimulai

Oleh: Solo Mamma

Foto: Solo Mamma

Dipagi hari yang masih pekat, lampu kapal-kapal di sekitar kami masih berpendar, beradu bias dengan kilauan cahaya yang menyembul dari gedung-gedung jangkung pencakar langit yang berjejer kokoh membentang sepanjang pantai Jurong, Singapura. Udara pagi masih dingin memeluk pantai. Sepoi-sepoi angin semilir berhembus, belum mampu menyibak pelukan dingin di pagi ini.

Transocean Legend Siap Memulai Petualangan Baru

Hari ini (17/01/08) Rig Transocean Legend genap delapan hari di depan pantai galangan kapal Jurong, Singapura setalah selesai docking selama tiga puluh lima hari di galangan kapal Jurong, menunggu diarak membelah laut China Selatan menuju lokasi pemboran minyak lepas pantai di perairan China kurang lebih 250 km sebelah selatan Central Hongkong.

Monday, January 7, 2008

Gunung Marmer di Salengarang (terakhir dari tiga tulisan)

Oleh: Solo Mamma

“Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit. Tulungagung adalah salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia”. (Wikipedia).

Sunday, January 6, 2008

Mengenang Pak Natsir

Tulisan ini saya temukan di kliksosok.blogspot.com. yang merupakan tulisan Asro Kamal Rokan. Karena saya salah seorang yang mengidolakan Pak Natsir dan sempat mengikuti ceramah beliau sekitar tahun 1967, maka saya muat disini

Mengenang Pak Natsir
Oleh : Asro Kamal Rokan

Ratusan orang memenuhi auditorium Mahkamah Konstitusi pekan lalu. Banyak tokoh hadir dalam seminar dan pengukuhan panitia nasional Seabad M Natsir; di antaranya Jimly Asshiddiqie, AM Fatwa, Ketua Umum DDII Syuhada Bahri, Laode M Kamaludin, Lukman Hakiem, tokoh-tokoh politik, dan anak-anak muda. Sebagian di antara mereka memiliki kedekatan emosional dengan Pak Natsir, sebagian lainnya terutama anak-anak muda dan mahasiswa boleh jadi bertanya-tanya siapa Mohammad Natsir itu.

Tragedi Si Anak Durhaka

Tulisan ini saya temukan di Mustamin Al Mandary.Blogspot.com yang tiada lain adalah tulisan Mohammad Sobary, budayawan yang pernah dimuat di Harian Kompas tanggal 28 Nopember 2007, yang oleh Mustamin Al Mandary melihat Mohammad Sobary marah dengan cara yang cantik; sungguh saya sangat suka cara marah seperti ini. Karenanya, saya meng-copy dan memuatnya disini.

Melihat ke cantikan marahnya Mohammad Sobary kembali saya posting disini, mari kita simak cara marah Mohammad Sobary !

Tragedi Si Anak Durhaka
Mohamad Sobary

Di dalam kebudayaan kita tersimpan kekayaan moral yang melimpah. Kekayaan itu terpelihara dengan baik di dalam masyarakat kita karena kita memiliki sistem dan mekanisme pewarisan nilai-nilai kebudayaan yang hidup dan berkembang melintasi batas-batas abad dan generasi. Menurut rumusan bijak Minangkabau, sistem tersebut tak lapuk oleh hujan, tak lekang oleh panas.