Monday, January 7, 2008

Gunung Marmer di Salengarang (terakhir dari tiga tulisan)

Oleh: Solo Mamma

“Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih dan terutama disusun oleh mineral kalsit. Tulungagung adalah salah satu penghasil marmer terbesar di Indonesia”. (Wikipedia).


Tulungagung mungkin saja bisa mendapat kehormatan sebagai penghasil marmer terbesar di Indonesia, namun keberdaan Gunung Marmer di Desa Salengrang, Kabupaten Maros, Sulsel ini tidak bisa dinafikan. Mengingat sejak dua tahun terakhir ini PT. Zamrud Khatulistiwa melakukan penggalian batu marmer, tentunya setelah mendapat izin dari Pemerintah setempat.


Memperhatikan aktifitas PT. Zamrud Khatulistiwa selama ini dalam menggarap batuan kristalin yang bernilai ekonomi tinggi itu, tidak seorangpun warga masyarakat desa yang terlibat atau dilibatkan agar nereka juga dapat menikmati hasil kekayaan desanya.

Masyarkat desa hanya menjadi penonton menyaksikan batu gamping yang mempesona ini diangkut ke luar desanya.
Galian C. yang digarap oleh PT. Zamrud Khatulistiwa ini belum bisa dipredikis kapan akan berakhir. Namun sudah terbayang di benak kita akan timbul kubangan-kubangan raksasa sebagai bekas Galian C. Lambat laun namun pasti kerusakan lingkungan, tercemarnya ekologi telah mengancam Desa Salengrang. Dan yang pertama-tama akan menerima dampaknya adalah masyarkat desa.


Menjadi pertanyaan buat Pemerintah Kabupaten Maros, seberapa besar kontribusi PT. Zamrud Khatulistiwa menujang Penerimaan Anggaran Daerah (PAD). Apakah PAD dari galian yang tersusun atas mineral klasit sebanding dengan kerusakan lingkungan yang sudah terbayang di depan mata. Kalau kontribusinya tidak signifikan dalam meningkatkan PAD, buat apa diteruskan, Karena akibatnya terlalu mahal.

No comments: