Wednesday, January 23, 2008

Episode Kemanusiaan di Balik Layar

Tulisan ini di copy dari http://www.panyingkul.ning.com/ adalah Celoteh Lily Yulianti Farid, Redaktur http://www.panyingkul.com/ yang bermukim di Jepang, selengkapnya sebagai berikut:

Sosodara, Selamat pagi semua.

Hari ini, di Jakarta, akan berlangsung reuni antara Om Solo Mamma dengan Om AA. Keduanya berpisah selama 40 tahun dan akhirnya bertemu di Panyingkul! Aan telah menghadiahkan puisi untuk pertemuan itu.Episode yang kurang lebih sama terjadi antara Om Sammy di Sydney yang menemukan jejak teman-teman SMP-nya di Makassar, setelah menulis di Panyingkul!
Mengapa keharuan dari peristiwa reuni itu menjalar dengan cepatnya di hati saya yang bahkan belum pernah bertemu Om Solo dan Om AA? Mengapa saya juga merasakan keharuan ketika bulan April lalu Om Sammy melakukan napak tilas bersama sejumlah teman Panyingkul! di Makassar, mengunjungi mantan sekolahnya di Jalan Sangir, jalan-jalan keliling Makassar, lalu mengatur reuni bersama teman-temannya? Jawabannya: karena ketiga Om yang baik itu menuliskannya. Mereka membagi cerita. Mereka mengirim email, dan rendah hati bertanya, bisakah episode-episode sederhana kehiupdan mereka ini dibagi kepada pembaca yang lebih luas?

Etape kehidupan yang diangankan atau direncanakan kaum muda, sedikit banyaknya adalah etape yang telah dilalui generasi sebelumnya. Itulah mengapa kita selalu mendengar pesan bijak: simaklah baik-baik pesan orang yang lebih tua, karena mereka memiliki pengalaman. Anak-anak muda punya banyak rencana. Orang tua tentu bisa membagi kematangan pengalamannya, untuk membantu kita yang muda-muda mematangkan rencana.

Menemukan orang-orang tua yang enerjik, berjiwa muda dan tidak mengidap sindroma "merendahkan diri" ketika bergaul dengan orang-orang yang lebih muda, adalah kekayaan luar biasa di Panyingkul!Pantai dan pondok PPLH di Puntondo menjadi saksi, betapa Om Sammy adalah sosok yang sangat berjiwa muda, penuh humor serta menaruh harapan dan kepercayaan yang besar kepada anak-anak muda. Seandainya saat itu Om Sammy membagikan formulir "anak angkat', saya yakin semua citizen reporter akan mengajukan diri menjadi anaknya. ;)

Milis ini juga menjadi saksi betapa Brigade Om memberi proses pembelajaran bagi kita semua.Memberi kepercayaan kepada anak-anak muda. Tidak semua orang tua bisa sepenuhnya menunjukkan sikap seperti ini, dan saya kira, tidak semua anak-anak muda beruntung menikmati suasana pergaulan lintas generasi yang begitu egaliter. Yang lazim berlaku, orang tua tak ingin dibantah. Paternalistik menjadi kekangan menyiksa. Sementara di pihak lain, anak-anak muda menyimpan kecemasan berlebihan di dalam kepala mereka, tentang orang-orang tua yang tidak memberi mereka kepercayaan penuh dan apresiasi memadai.

Di Panyingkul! yang patut kita syukuri, karena transfer pengetahuan dan pengalaman lintas generasi berlangsung secara berkelanjutan. Saat ini berlangsung program penulisan Destructive Fishing melibatkan 2 siswa SMA, Ince Dian dan Fikri diarahkan langsung oleh Dg. Nuntung di Banda Aceh, dan Nilam sebagai pendamping dan pengarah teknis di Makassar. Dg. Nuntung merasa 15 tahun lebih muda, katanya sejak memberikan arahan intensif kepada Ince dan Fikri :)

Dg Nuntung memiliki pengetahuan, pengalaman dan jaringan. Ince dan Fikri memiliki rasa tahu yang membuncah, haus pengetahuan, dan tentu saja energi khas anak-anak muda yang ingin menggali hal-hal baru. Tim DF ini tidak berlebihan bila disejajarkan dengan tim penulisan feature di Kompas atau Tempo. Sungguh, tidak berlebihan, karena mereka begitu keras kepala melakukan observasi dan investigasi berminggu-minggu, mengacak-acak kembali literatur dan data pendukung, menghubungi nara sumber yang berkompeten. Apresiasi yang setinggi-tingginya diberikan kepada 4 citizen reporter ini, karena mereka telah mempraktikkan "quality journalism" yang sudah lama ditinggalkan sebagian besar media di tanah air.

Dalam perkembangan lain, Om AA juga menaruh kepercayaan yang besar kepada saya dan Farid untuk memberi konsultasi penulisan secara berkala. Sebuah transformasi pergaulan yang luar biasa sebenarnya , karena selama ini kami berdua "hanyalah" sahabat anak-anak Om AA. Tapi bila kemudian Om AA terasa sangat dekat di hati, itu tidak lain karena ada gairah yang sama untuk berkarya, juga tentu karena ada kepercayaan yang terbangun.Jadi begitulah. Di balik tulisan-tulisan yang ditayangkan di http://www.panyingkul.com/--yang selalu saya banggakan karena merupakan karya asli dari tangan setiap citizen reporter--, terdapat begitu banyak episode kemanusiaan di balik layar.

Episode-episode sederhana yang memperkaya batin kita, yang mengasah kemanusiaan kita, dan dari hari ke hari makin membuat saya yakin bahwa kekuatan warga untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman bisa diwujudkan. Bila hari ini saya berkata bahwa kerja kolektif berbasis warga yang kita lakukan di sini bertujuan untuk mewujdukan"a better life", saya yakin ini bukan cita-cita yang absurd.

Tokyo, 3 Desember 2007/ 9:52 am
ly

No comments: